Malam yang cerah dengan bintang yang bersinar terang
membawa ketenangan dan keyakinan pada malam ini. Malam ini akan terasa
lain dari malam biasanya, yang biasanya cuma di rumah dan dihabiskan
waktu bareng keluarga. Tapi untuk kali ini malam biasa itu tidak ada
lagi semua akan berubah menjadi lebih berwarna.
Dengan keyakinan dan kata-kata yang sudah aku pikirkan gak akan ada
kata-kata yang salah lagi semua pasti akan lancar. Sudah dari lama aku
nunggu momen ini, momen dimana penantian aku. Cowok itu namanya Abil dia
cowok jawa tulen Indonesia. Sudah hampir setengah semester, aku selalu
memandanginya dalam perkuliahan. Malam ini adalah waktunya malam
penentuan.
Aku sering gombal ke Abil dari awal perkenalan kita mulai dari SMS,
Telp dan BBm. Suatu saat aku gombal buat diajak malam mingguan, awal gak
berniat ngegombal malam mingguan tapi dari awal pergombalan itu jadi
kenyataan. Karena aku sudah mengerti Abil banget, saat diam menahan
lapar haus juga, aja aku pun sudah tau kalau Abil cuma bawa duit yang
gak banyak jadi aku cuma tertawa dengan manis dan bilang aku haus.
“ya udah yuk kita ke tempat lain buat cari minum” kata Abil dengan senyum manisnya yang makin lama semakin manis.
“sorri ya ga..” kata Abil dengan suara memelas.
“gak papa kok kalau cuman minum aja” jawab aku.
Akhirnya Abil sama aku cuma mampu ngedate di pinggiran kota di semarang
dan ini satu-satunya tempat yang tepat untuk uang saku macem Abil ini 20
ribuan.
Ini awal pertama kali Abil jalan berdua denganku, deg-degan jantung
ini cenat-cenut sangat, ini cenat-cenut lain ini versi Abil jadi
cenat-cenut by Abil bukan lagi cenat-cenut by Smash. Tarik napas buang
napas pegang dada nengok kanan-kiri.
Sekali-kali lirik Abil yang lagi memandangku, Aku memang pemalu dan
gak suka dilihat terlalu lama. Semakin kencang deg-degan yang Aku rasain
lidah terasa kaku gigi terasa mengeras padahal Aku inget tadi pagi Aku
sikat gigi gak pake formalin, tapi gigi terasa kaku nafas pun terasa
tersengat-sengat deg-degan ini sudah meruak ke seluruh tubuh ke
pembuluh-pembuluh darah sampai ke pori-pori dan pipiku merah merona.
“Bil?” sapa aku sebagai awal pengungkapan perasaan ini.
“iya?” jawab Abil dengan wajah memikirkan sesuatu.
“ada yang kamu pikirkan?” kataku.
“hmm gak ada dan pulang yuk sudah malam…” kata Abil.
“oh… oke” kataku dengan nada pasrah.
Kita pun balik untuk nurutin panggilan alamnya Abil.
Setelah kejadian itu hari berikutnya Abil berniat lagi buat ngajakin
jalan. Aku sudah persiapkan semuanya kali ini. Menurut fellingku Abil
akan nembak di pantai saat melihat pantai itu 90% pasti diterima! karena
momen saat di pantai itu paling romantis, duduk berduan, hening,
dingin-dingin air atau anginnya, dan ditambah dengan suara deru ombak.
Dengan langkah yang sudah pasti, mantap, dan oke banget Abilpun
datang ke rumahku. Terdengar dorongan pintu depan rumahku tandanya ada
orang yang keluar dan yang keluar itu nyokapnyaku.
“sore bu” sapa Abil kepada nyokapku dengan senyum-senyum manja berharap nyokapnya suka.
“silahkan masuk” kata nyokapku.
“tante Dangers nya ada?” Tanya Abil.
“ada bentar ya tante panggil dulu” Abil jalan ke dalam rumahnya ngeliat sekeliling rumahnya merhatiin dimana Dangers berada.
“Abil?” sapaku.
“hei Ga..” sapa Abil juga canggung.
“iya byee lin dan night deh hehe”
Ini minggu buat ungkapin perasaan Abil sama aku, Aku ngga akan nyerah
gitu aja tetep optimis kalau memang perasaannya sama denganku, Aku
pasti bisa jadi satu sama Abil. Mental hati, mental fisik sudah Aku
siapin semuanya. Abil ngajak aku kencan di pinggir pantai romantis
banget kan dan biasanya fakta membuktikan kalau kencan di pinggir pantai
itu pasti 100% sudah pasti sukses. Satu-satu nya jalan Aku harus
nyakinin dulu dan perasaannya sama denganku. Di pantai kelihatan sepi
banget kayanya gak ada orang, Abil berkali-kali menghla nafas untuk
bilang sesuatu padaku dan juga nyakin semua yang aku pikirkan sama yang
akan terjadi sebentar lagi. Mulai rasa khawatir itu muncul kenapa gak
mengucapkapkan sesuatu dan bibirnya berasa bergemeteran. Aku mutusin
untuk bilang sesuatu duluan padanya. Setelah beberapa saat kemudian
setelah aku mulai awal perbincangan Abil pun mengungkapkan perasaannya
dengan berusaha menyakinkanku, bergemetar dan pandangan matanya penuh
harapan untuk diterima dan tanpa panjang kali lebar sama dengan luas aku
pun menerimanya karena perasaanku sama dengannya dan yang aku pikirkan
tadi sebelum kejadian itu sama.
Abil aku sayang baget kamu, dalam bentuk apapun dengan segala macam
kekurangan dan kelebihanmu aku terima apa adanya. Walaupun di mata orang
lain kamu buruk menilaimu tidak aku hiraukan dan bagiku kamu sempurna
untukku.
Jangan pernah ada kata untuk saling benci, atau putus dalam setiap
pertengkaran kita penuh amarah melanda dalam bentuk apapun. Di setiap
kesalahan yang kita buat, disitu aku berusaha memaafkan dan minta maaf
karena aku menyayangimu bahkan gak da niat atau kata untuk berpisah
denganmu, semuanya aku sudah persiapkan dari awal perkenalan kita dan
aku buta bahkan gila akan cintamu… Love U
0 komentar:
Posting Komentar