“An, tolong ambilkan HP ibu di atas meja depan!” teriak ibu dari dalam dapur.
“Iya buk” jawab Andi dari ruang keluarga.
Andi pun segera beranjak dari duduknya untuk melaksankan perintah dari sang ibu.
“Ini buk Hpnya” ucap Andi sambil memberikan HP yang ia pegang kepada ibunya.
“Oh iya An, tolong belikan ibu garam di warung buk Mumun ya!” ucap sang
ibu sambil menyodorkan uang 2 ribu rupiah kepada sang anak.
“Iya buk”
Andi adalah anak yang sangat patuh kepada orang tuanya dia tak pernah
sekali pun mengabaikan perintah orang tuanya dan tak pernah sekali pun
berkata keras dan kasar kepada orang tuanya tak hanya patuh di sekolah
Andi juga merupakan seorang siswa yang pandai, hampir setiap tahun pasti
Andi menjadi juara kelas. Andi sebenarnya ingin sekali memiliki
playsation 3, keinginannya ini pernah iya sampaikan kepada ayahnya tapi
sampai saat ini sang ayah belum juga membelikanya.
Suatu hari sang ayah dan ibunya membicarakan tentang keinginan sang anak, mereka berencana membelikan Andi playsation 3.
“Ibuk-buk!, bagaimana kalau kita berikan hadiah kepada Andi untuk merayakan kenaikan kelasnya kali ini”
“Iya pak ibuk setuju, tapi hadiah apa ya pak?”
“Oh iya buk Andi pernah berkata padaku kalau anakmu itu pengen dibelikan playsation 3″
“Kalau begitu kita belikan saja dia playsayion 3″
Singkat cerita akhirnya ayah dan ibu membelikan Andi sebuah playsation 3 yang Andi idam-idamkan.
“An!, ayah dan ibu punya hadiah untuk kamu” ucap sang ayah kepada Andi yang sedang menonton TV.
Andi pun segera menghampiri mereka berdua, Andi begitu kaget ketika ia
melihat ayahnya memegang sebuah kado yang cukup besar. Karena penasaran
andi pun bertanya pada ayahnya tentang kado yang ayahnya bawa. “Yah! itu
kado untuk siapa?” tanya Andi dan ayahnya pun menjawab
“Ini kado untuk kamu” ucap ayah sembari memberikan kado yang ia bawa.
Andi pun langsung membukanya dan sunguh bahagia ketika iya melihat apa
isi kado yang orang tuanya berikan kepadanya ternyata apa yang iya
inginkan terkabul sebuah playsation 3 ada di dalamnya.
Tapi semenjak orang tuanya membelikan playsation 3 Andi menjadi sulit
untuk disuruh jika ia sedang memainkan playsation miliknya. Dan pada
suatu ketika sang ibu hendak membuat telur goreng dan ternyata stock
telur di rumah juga kebetulan habis, sang ibu pun mengutus Andi untuk
membeli telur.
“Andi tolong belikan ibu telur!” teriak sang ibu dari dalam dapur.
Tapi Andi hanya diam saja, iya hanya terfokus pada playsationnya saja.
karena tak ada jawaban dari sang anak ibu kembali berteriak “Andi tolong
belikan ibu telur!”.
api masih saja Andi tak mengubris perintah dari sang ibu. Karena kesal
sang ibu pun memutuskan untuk menghapiri Andi yang sadang asik bermain
playsationnya “Andi tolong belikan ibu telur” ucap sang ibu untuk ke
tiga kalinya, tetapi sama seperti ucapan ibu yang pertama dan yang kedua
ucapanya sama-sama tak digubris oleh Andi.
Sang ibu pun marah iya pun mematikan playsation yang sedang Andi
mainkan. Mengetahui playsationnya dimatikan Andi pun langsung marah
kepada ibunya “Kenapa ibu mati’in, padahal sedikit lagi kan Andi menang,
Andi ngak mau beli telur Andi benci ibuk” ucap Andi kepada ibunya
dengan keras kemudian pergi masuk ke kamar.
Sang ibu akhirnya terpaksa pergi sendiri membeli telur ke warung
dakat rumah. Sementara itu Andi di kamar masih marah kepada ibunya di
kamar ia masih saja mengerutu, tetapi beberapa menit kemudian terdengar
suara tabrakan dari jalan depan rumahnya, mendengar suara tersebut Andi
segera keluar dari kamarnya dan menuju tempat asal saura tersebut muncul
dan Andi menjadi kaget disertai rasa sedih saat melihat sang ibu
tersungkur di aspal depan rumah dengan kepala mengeluarkan banyak darah
dan tangannya masih mengengam sebuah kantong kresek yang berisi telur
yang sudah hancur. Naas bagi sang ibu saat akan menyeberang pulang ke
rumahnya ia tertabrak pengendara sepeda motor yang sedang mabuk dan
melaju dengan kecepatan tinggi. Melihat kejadian tersebut Andi langsung
berlari menuju sang ibu sambari berteriak dengan kencang
“Iiiibbbbbuuu…!”. Tapi sang ibu hanya diam tubuhnya tak bergerak sama
sekali, beberapa saat kemudian para tetangga pun juga ikut keluar rumah
dan langsung menolong ibu Andi dan beberapa tetangga yang lainnya
menangkap sang pengendara motor yang berusaha melarikan diri. Kemudian
Andi pun langsung berlari menuju ke dalam rumahnya untuk membangukan
sang ayah yang sedang tertidur di dalam kamar.
“Ayah, ayah bangun yah!”
“Ada apa sih An?”
“ibuk yah, ibuk!”
“Kenapa ibu kamu?”
“Ibuk ditabrak motor di depan rumah yah?” Mendengar perkata dari sang
anak ayah pun segera keluar dari kamarnya menuju ibu berada.
Sesampainya di tempat ibu tergeletak sang ayah lansung menanggis dan
memeluk sang istri. Andi begitu menyesal karena menolak perintah dari
sang ibu, mungkin jika dia melaksanakan perintah dari ibunya tadi
mungkin saat ini ibunya masih baik-baik saja. Akhirnya ayah beserta Andi
dan seorang tetangga Andi membawa sang ibu ke rumah sakit dengan mobil
pinjaman dari sang tetangga, tapi memeng beginilah jalan hidup sang ibu,
ia meninggal sebelum sempat medapat pertolongan dari tim medis ia
meninggal tepat saat mobil yang membawanya sampai ke rumah sakit.
Mengetahui hal tersebut Andi pun mananggis dan berteriak dengan keras
“Iiiiibbbbuuu…!”
Cerpen Karangan: Gaddang Arief
Facebook: Arief Van Gaddang
0 komentar:
Posting Komentar