Selasa, 17 September 2013

Anakmu Memang Sudah Durhaka

“An, tolong ambilkan HP ibu di atas meja depan!” teriak ibu dari dalam dapur.
“Iya buk” jawab Andi dari ruang keluarga.
Andi pun segera beranjak dari duduknya untuk melaksankan perintah dari sang ibu.
“Ini buk Hpnya” ucap Andi sambil memberikan HP yang ia pegang kepada ibunya.
“Oh iya An, tolong belikan ibu garam di warung buk Mumun ya!” ucap sang ibu sambil menyodorkan uang 2 ribu rupiah kepada sang anak.
“Iya buk”
Andi adalah anak yang sangat patuh kepada orang tuanya dia tak pernah sekali pun mengabaikan perintah orang tuanya dan tak pernah sekali pun berkata keras dan kasar kepada orang tuanya tak hanya patuh di sekolah Andi juga merupakan seorang siswa yang pandai, hampir setiap tahun pasti Andi menjadi juara kelas. Andi sebenarnya ingin sekali memiliki playsation 3, keinginannya ini pernah iya sampaikan kepada ayahnya tapi sampai saat ini sang ayah belum juga membelikanya.
Suatu hari sang ayah dan ibunya membicarakan tentang keinginan sang anak, mereka berencana membelikan Andi playsation 3.
“Ibuk-buk!, bagaimana kalau kita berikan hadiah kepada Andi untuk merayakan kenaikan kelasnya kali ini”
“Iya pak ibuk setuju, tapi hadiah apa ya pak?”
“Oh iya buk Andi pernah berkata padaku kalau anakmu itu pengen dibelikan playsation 3″
“Kalau begitu kita belikan saja dia playsayion 3″
Singkat cerita akhirnya ayah dan ibu membelikan Andi sebuah playsation 3 yang Andi idam-idamkan.
“An!, ayah dan ibu punya hadiah untuk kamu” ucap sang ayah kepada Andi yang sedang menonton TV.
Andi pun segera menghampiri mereka berdua, Andi begitu kaget ketika ia melihat ayahnya memegang sebuah kado yang cukup besar. Karena penasaran andi pun bertanya pada ayahnya tentang kado yang ayahnya bawa. “Yah! itu kado untuk siapa?” tanya Andi dan ayahnya pun menjawab
“Ini kado untuk kamu” ucap ayah sembari memberikan kado yang ia bawa. Andi pun langsung membukanya dan sunguh bahagia ketika iya melihat apa isi kado yang orang tuanya berikan kepadanya ternyata apa yang iya inginkan terkabul sebuah playsation 3 ada di dalamnya.
Tapi semenjak orang tuanya membelikan playsation 3 Andi menjadi sulit untuk disuruh jika ia sedang memainkan playsation miliknya. Dan pada suatu ketika sang ibu hendak membuat telur goreng dan ternyata stock telur di rumah juga kebetulan habis, sang ibu pun mengutus Andi untuk membeli telur.
“Andi tolong belikan ibu telur!” teriak sang ibu dari dalam dapur.
Tapi Andi hanya diam saja, iya hanya terfokus pada playsationnya saja. karena tak ada jawaban dari sang anak ibu kembali berteriak “Andi tolong belikan ibu telur!”.
api masih saja Andi tak mengubris perintah dari sang ibu. Karena kesal sang ibu pun memutuskan untuk menghapiri Andi yang sadang asik bermain playsationnya “Andi tolong belikan ibu telur” ucap sang ibu untuk ke tiga kalinya, tetapi sama seperti ucapan ibu yang pertama dan yang kedua ucapanya sama-sama tak digubris oleh Andi.
Sang ibu pun marah iya pun mematikan playsation yang sedang Andi mainkan. Mengetahui playsationnya dimatikan Andi pun langsung marah kepada ibunya “Kenapa ibu mati’in, padahal sedikit lagi kan Andi menang, Andi ngak mau beli telur Andi benci ibuk” ucap Andi kepada ibunya dengan keras kemudian pergi masuk ke kamar.
Sang ibu akhirnya terpaksa pergi sendiri membeli telur ke warung dakat rumah. Sementara itu Andi di kamar masih marah kepada ibunya di kamar ia masih saja mengerutu, tetapi beberapa menit kemudian terdengar suara tabrakan dari jalan depan rumahnya, mendengar suara tersebut Andi segera keluar dari kamarnya dan menuju tempat asal saura tersebut muncul dan Andi menjadi kaget disertai rasa sedih saat melihat sang ibu tersungkur di aspal depan rumah dengan kepala mengeluarkan banyak darah dan tangannya masih mengengam sebuah kantong kresek yang berisi telur yang sudah hancur. Naas bagi sang ibu saat akan menyeberang pulang ke rumahnya ia tertabrak pengendara sepeda motor yang sedang mabuk dan melaju dengan kecepatan tinggi. Melihat kejadian tersebut Andi langsung berlari menuju sang ibu sambari berteriak dengan kencang “Iiiibbbbbuuu…!”. Tapi sang ibu hanya diam tubuhnya tak bergerak sama sekali, beberapa saat kemudian para tetangga pun juga ikut keluar rumah dan langsung menolong ibu Andi dan beberapa tetangga yang lainnya menangkap sang pengendara motor yang berusaha melarikan diri. Kemudian Andi pun langsung berlari menuju ke dalam rumahnya untuk membangukan sang ayah yang sedang tertidur di dalam kamar.
“Ayah, ayah bangun yah!”
“Ada apa sih An?”
“ibuk yah, ibuk!”
“Kenapa ibu kamu?”
“Ibuk ditabrak motor di depan rumah yah?” Mendengar perkata dari sang anak ayah pun segera keluar dari kamarnya menuju ibu berada.
Sesampainya di tempat ibu tergeletak sang ayah lansung menanggis dan memeluk sang istri. Andi begitu menyesal karena menolak perintah dari sang ibu, mungkin jika dia melaksanakan perintah dari ibunya tadi mungkin saat ini ibunya masih baik-baik saja. Akhirnya ayah beserta Andi dan seorang tetangga Andi membawa sang ibu ke rumah sakit dengan mobil pinjaman dari sang tetangga, tapi memeng beginilah jalan hidup sang ibu, ia meninggal sebelum sempat medapat pertolongan dari tim medis ia meninggal tepat saat mobil yang membawanya sampai ke rumah sakit. Mengetahui hal tersebut Andi pun mananggis dan berteriak dengan keras “Iiiiibbbbuuu…!”
Cerpen Karangan: Gaddang Arief
Facebook: Arief Van Gaddang

0 komentar: