Selasa, 20 Agustus 2013

Cerpen - Cahaya Kehidupan

  Aku sering duduk menyendiri di pojokan sekolah mencari tempat sepi.Aku lebih senang sendiri dan menjauh dari siapapun itu.Ya,setelah kejadian waktu itu aku lebih sering menyendiri dan bahkan banyak orang yang mengucilkan diriku.Menjauhi diriku karena mereka mengganggap aku aneh dan pembawa kematian menurut mereka.
                Dua bulan yang lalu aku mengalami kecelakaan sekeluarga dan menyebabkan kedua orang tuaku meninggal dan untunglah saat itu aku hanya mengalami beberapa luka yang lumayan parah namun masih bisa diselamatkan dan koma selama sebulan lebih.Ya aku tertidur tidak sadarkan diri selama sebulan lebih kata orang.
                Ada hal lain yang lebih menakutkan setelah aku sadar dari koma selain mendengar kabar kedua orang tuaku telah meninggal.Ada sesuatu yang berbeda pada diriku.Aku kini bisa melihat sebuah cahaya kehidupan setiap orang.Ada cahaya tersendiri di setiap kepala manusia yang aku bisa lihat.Jika cahaya tersebut terang berarti orang tersebut masih akan tetap hidup hingga cahaya tersebut meredup dan kemudian padam.Sudah tentu jika cahaya orang tersebut padam maka ia sudah tidak bernyawa lagi.
                Pertama aku menerima keanehan ini aku belum bisa sepenuhnya menerima.Seperti saat awal aku masuk sekolah kembali aku melihat cahaya kehidupan wali kelasku sudah sangat redup dan akan padam.Aku langsung bilang kepada teman-temanku waktu itu jika kita akan kehilangan wali kelas kita karena dia akan segera meninggal. Banyak teman-temanku yang menggangap aku hanya sebatas bercanda dan mereka semua hanya menanggapi dengan tawaan saja.
                Esoknya ketika aku baru memasuki kelas sekolah semua teman-temanku menjauh dari diriku dan banyak yang menatap sinis sambil bisik-bisik tidak jelas tentang diriku.Ternyata benar,wali kelasku meninggal karena semalam ia mengalami kecelakaan lalu lintas.Mulai saat itulah aku mulai dijauhi oleh teman-temanku dan aku pun memaklumi itu semua dan mulai belajar sendiri.
                Aku bukan tidak pernah menjaga mereka yang cahaya kehidupannya mulai redup.Aku sudah sering memperingatkan mereka semua yang saat itu cahaya kehidupannya mulai redup.Namun aku tidak bisa melawan takdir yang sudah dibuat.
                Saat itu sahabat terbaikku cahaya kehidupannya sudah hampir padam dan aku panik setengah mati melihatnya.Aku memperingatkan agar dia lebih hati-hati karena ada bahaya yang sedang mengancam dia saat ini.Selama dua hari aku menemani dia di kamar dan tidak sekolah karena aku khawatir cahaya kehidupan dia yang sudah sangat redup.Selama dua hari lebih itu pulalah cahaya redup itu bertahan,namun tiba-tiba cahaya kehidupan tersebut padam ketika hari ketiga tiba-tiba ia terjatuh dari lantai sepuluh kamar apartemen dia.Aku tidak tahu saat itu kenapa ia bisa terjatuh.Ya,mungkin karena takdir,takdir sudah mengharuskan ia harus segera meninggal karena cahaya kehidupan dia sudah sangat redup.
                Takdir kematian itu sudah ditetapkan dan tidak bisa dirubah sebesar apapun usaha kita.Dan aku terkadang tidak bisa menerima kelebihan yang aku miliki ini.Jika boleh,aku tidak ingin bisa melihat cahaya kehidupan manusia.Aku tidak ingin tahu kapan hidup mati seseorang.Aku ingin kembali normal lagi seperti dulu dan menjalani semuanya seperti biasa.
                Suatu malam aku terbangun dari mimpi buruk.Menurutku itu adalah sebuah mimpi terburuk yang pernah aku alami.Aku sedang tertidur di sebuah ruangan gelap dan tidak bisa bergerak sama sekali.Yang aku tau saat itu di sampingku banyak sekali orang-orang terdekatku yang sudah meninggal.
                Aku mencuci muka ku dan sejenak kurasakan kesegaran menghapus segala ketakutan yang ada.Namun,belum hilang semua ketakutan akibat mimpi tadi,kini aku lebih takut lagi ketika aku melihat di cermin cahaya kehidupanku sudah semakin redup bahkan akan segera padam.Aku benar-benar tidak sadar karena aku tidak melihat cermin seharian ini.Aku panik dan takut sekali waktu itu ketika harus menerima kenyataan bahwa aku akan segera meninggal.
                Aku tak kuasa menahan air mata yang keluar dari kedua mataku ini.Aku tidak bisa membayangkan di usiaku yang muda ini aku harus segera meninggalkan kehidupan.Aku bahkan tidak bisa mewujudkan impian-impian kecilku seperti lulus sekolah,kuliah,bekerja,menikah,punya anak…Arrgghhh semua impian itu kini harus lenyap gara-gara cahaya kehidupan ini.
                Aku langsung keluar kamar dan berlari karena aku benar-benar sangat frustasi.Aku harus mencari sebuah tempat yang benar-benar sangat aman yang bisa menjaga agar cahaya kehidupanku ini tidak padam.Tempat yang tidak ada bahaya sama sekali.Aku terus berlari hingga aku tidak sadar sebuah truk melaju sangat cepat ketika aku hendak menyebrang sebuah jalan besar.
                Aku kira aku sudah tewas saat itu karena jarak aku dan truk itu sudah sangat dekat dan pasti aku sudah tertabrak oleh truk tersebut.Namun,aku masih hidup dan aku terus berlari menjauhi segala macam marabahaya.Jalanan tidak baik untukku saat ini,terlalu banyak bahaya yang mengintai cahaya kehidupanku yang semakin meredup.
                Aku terus berlari dan berlari hingga sampai di sebuah rumah kosong.Rumah kosong tempat tinggalku dulu bersama orang tuaku karena usai kecelakaan itu aku tinggal bersama nenek dan kakekku dan rumahku yang dulu sengaja di kosongkan dan tidak diurus.
                Aku masuk ke dalam rumah tersebut dan masuk ke dalam kamarku yang dulu.Kamarku masih sama,masih ada kasur ,lemari dan benda-benda lainnya.Aku langsung menuju kasurku yang sedikit berdebu itu dan menangis sejadi-jadinya.Berteriak mengapa semua ini bisa begini dan kemudian mengamuk mengacak-acak isi kamarku hingga aku akhirnya lelah dan tertidur di lantai kamarku.
*****
                Ketika aku terbangun aku bukan lagi berada di kamarku yang dulu melainkan di rumah nenekku. Aneh sekali rasanya masih pagi begini namun terdengar seperti banyak suara orang-orang.Terdengar juga banyak tangisan yang semakin mebuatku penasaran.Aku kaget begitu pergi ke ruang tamu ternyata banyak keluarga dan teman-temanku disitu.Mereka sedang menangis sambil bergantian memeluk seorang jenazah.
                Aku semakin bingung,siapa yang meninggal dan mengapa aku tidak dibangunkan dan diberitahu jika ada yang meninggal.Aku mengamati semakin dekat sosok jenazah tersebut dan aku tidak percaya jika jenazah tersebut adalah diriku.Aku yang menjadi jenazah tersebut dan cahaya kehidupannya pun sudah padam berbeda dengan cahaya kehidupan orang-orang yang hadir saat ini yang masih terang.
                Aku terpaku melihat nenekku menangis sambil memeluk erat jenazah diriku.Beberapa orang ada yang berbisik menjelaskan jika semalam aku tertabrak sebuah truk dijalan dan langsung meninggal di tempat.Tidak mungkin,aku rasa ini mimpi.Ya,aku ini sedang bermimpi buruk lagi seperti kemarin malam.Tidak…tidak mungkin aku sudah meninggal.Aku berteriak keras sekeras-kerasnya hingga suaraku habis tak bisa bersuara lagi dan kemudian semua berubah menjadi gelap dan sunyi selamany

0 komentar: