Kamis, 03 Oktober 2013

Senja

Semilir angin malam menemaniku. Senja masih bergurau bersama setiap hembusan dingin yang berlalu. Aku masih terpejam, di atas rumput kecil di sebuah taman yang tak begitu luas, seluas mata memandang. Kakiku bersilang mantap penuh kepastian. Aku masih bernapas, namun tak sanggup menatap dunia di ujung senja ini. Telah lama aku terlarut dalam mimpi. Kini kemilau putih rembulan membangunkanku. Ku lihat ia bersama percikan bintang di sana sini bersemi sendu memperindah langit dalam gelap. Aku mulai membuka mata, seketika menatap langit luas tanpa tiang membentang di hadapanku dengan kokohnya. Tubuh terlentang, mata menatap lurus ke atas. Begitulah aku sa'at ini.. Ku liat bintang dan bulan bersatu menerangi setapak jalan skitar. Aku mulai melukis.. Yah melukis.. Melukis wajah senja yang pernah singgah di hati.. Hanya bermodal jari telunjuk. Ku ayunkan ke langit perlahan membentuk wajahnya. Ku bayangkan setitik terang yang masih ku ingat. Ku lukis ia dengan lukisan terindah yang bisa ku buat. Hingga nampaklah wajahnya di antara bintang-bintang dan rembulan. Aku kembali terpejam dan mulai melihat dengan hati. Apa yang telah ku lukis. Semakin jelas adanya. Kemudian semua hilang seketika setelah ku tersadar semua sudah jauh terbawa arus waktu yang berlalu. Waww biggrin biggrin biggrin 

0 komentar: