Kamis, 03 Oktober 2013

Hujan saksi pertemuan terakhir

Hujan.. Engkau mengingatkanku padanya. Pada seseorang yang ada dalam hatiku di masa lalu. Kini ia telah pergi hujan. Ingatkah Engkau ketika hari itu? Kau jadi saksi atas pertemuan kami. Engkau jadi saksi ketika kami bergegas pulang menuju rumah. Engkau jadi saksi ketika kami di perjalanan. Engkau turun dengan lebatnya. Hari itu, adalah janji pertemuan kami. Aku pergi di sa'at cuaca masih cerah namun ketika di perjalanan tiba-tiba engkau turun wahai hujan. Engkau turun tanpa ampun membasahiku penuh duka. Hingga aku sampai di depan rumah salah seorang temanku seraya meneduhkan diriku di plataran rumahnya. Ku coba menguhubunginya. Kata dia. Sudah berada di tempat pertemuan. Akhirnya tanpa pikir panjang. Aku menta izin kpd temanku untuk berangkat sekarang. Ku relakan tubuhku penuh dengan terjanganmu wahai hujan. Aku terus menarik gas kendraanku melaju di tengah siraman hujan yang semakin menghantu'i bajuku seolah terendam air. Basah kuyup tak terkira. Namun itu semua ter abaikan ketika aku bertemu dengannya. Kerinduan yang begitu dalam kini telah terobati. Hari ini adalah pertemuan dimana aku menyerahkan kado untuknya. Untuk hari ulang tahunnya. Senyumnyalah penghangat tubuhku yang dingin terbasuh air hujan. Tak kusangka itu adalah pertemuan terakhir kami. Hingga dia meninggalkanku tanpa kata. Ku tak tau pasti apa yang ada dalam hatinya. Mengapa dia meninggalkanku di sa'at cinta itu kian dalam. Yang ku tahu adalah dia membenciku. Aku tak tau apa salahku. Tidak bisakah semuanya di perbaiki. Nampaknya dia sudah bahagia sa'at ini. Itu cukup untuk membuatku tersenyum kembali. Meski hati ini masih mengingatnya namun aku tak berharap ia kembali lagi. Ku harap tak ada rasa benci di hatinya.

0 komentar: