Senin, 07 Januari 2013


Mengenang Tragedi Tsunami Nangroe Aceh Darussalam, 24 Desember 2004

Siapa yang takkan lupa dengan tragedi tsunami di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.
Peristiwa yang telah merenggut 200 ribu korban jiwa dan menyisakan air mata duka yang mendalam di pelosok nusantara bahkan dunia.
Bahkan peristiwa itu menginsprasi seorang penulis untuk membuat sebuah novel yang diangkat ke layar lebar dengan judul Hafalan Shalat Delisa.
Tak terkira bagaimana semua itu meluluh-lantahkan semua yang ada disekitarnya dalam sekejap hingga semua fasilitas umum tak berfungsi sedikit pun. Rumah dan segala bangunan sarana pra-sarana hancur tak bersisa, terkecuali rumah Allah ( masjid ).
Ribuan bahkan jutaan mata memandang dengan iba atas semua kejadian yang ada.
Berawal dari pagi hari tepatnya tanggal 26 Desember 2004, sehari setelah hari raya umat kristiani, bumi serambi Mekkah diguncang gempa bumi yang membuat para penduduk berhamburan keluar menghindari reruntuhan bangunan.
Gempa itu terjadi pada pukul 07:58:53 pada 160km sebelah barat Aceh dan pada kedalaman 10km.
Gempa yang berhasil mengguncang kota serambi Mekkah ini berkekuatan 9,3 skala richter yang merupakan gempa terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ini.
Dan tanpa diduga sedikitpun, gelombang air laut setinggi 9 meter menyapu bersih hampir seluruh kota Aceh bahkan hingga berdampak ke negara lain yang mengakibatkan angka kematian semakin besar.
Tahun demi tahun berlalu, Aceh mulai bangkit dari keterpurukan hingga hari ini ( 11 April 2012 ) memori akan masa lalu itu kembali bangkit setelah tidur panjangnya dalam benak-benak insan di dunia.
Gempa dengan kekuatan 8,5 skala richter kembali hadir mengguncang kota serambi Mekkah dan sekitarnya, semua berdoa akan keselamatan dunia.
Maafkan kami ya Allah, yang telah lalai mengamalkan apa yang Engkau perintahkan.
Ampuni kami ya Rabb :'(

0 komentar: