Selasa, 08 Januari 2013


Cerbung : Mandy dan Landy (4)

     Jam pelajaran tengah berlangsung, suasana sekolah tampak sepi pada saat jam pelajaran itu. Di kelas 10 plus A, kelas khusus untuk anak-anak pintar dan hanya 20 orang saja di dalam sana, tampak begitu lengang dalam situasi pelajaran yang penuh konsentrasi tinggi. Namun tiba-tiba saja pintu kelas diketuk pelan, sontak seisi kelas menoleh ke sumber suara.
" Ya, masuk ! " titah sang guru dari dalam ruangan.
Dan krieettt... pintu terbuka. Cukup mencengangkan melihat siapa yang memasuki kelas, Erick dan Landy ! 2 orang yang terkenal tidak pernah mematuhi aturan sekolah.
" Permisi, pak. Kami mau memanggil Ghina dan Mandy. " ucap Erick sopan tanpa aksen Inggrisnya. Erick memang blasteran Jerman - Indonesia namun ia tidak cukup fasih mengucapkan bahasa Indonesia dibandingkan Landy.
" Ada urusan apa kalian dengan murid saya ? " tanya guru itu galak.
" Kami mau memberikan botol air mineral ini dengan mereka, Pak. " ceplos Landy tanpa ada rasa takut pada guru itu. Semua mata yang menyaksikan itu dibuat terbingung akan perlakuan kedua senior " penguasa " sekolah mereka terkecuali Ghina dan Mandy yang hanya bisa misuh-misuh dibuatnya.
" Yasudah, berikan saja kepada saya ! Nanti saya berikan kepada mereka ! " perintah Pak guru itu.
" Wah, nggak bisa dong, Pak  ! ini harus disampaikan langsung tanpa perantara, Pak ! " bantah Landy langsung.
Pak guru yang melihat tingkah siswa yang paling " bermasalah " di sekolah itu, dengan geram memanggil Mandy dan Ghina.
" Amanda Queenera ! Ghina Alamanda Ikhsan Putri ! "
" Saya, Pak. " jawab mereka hampir bersamaan.
" Cepat selesaikan urusan kalian ! dan segera kembali ke kelas ! " bentak guru itu. Dengan refleks, mereka segera berdiri menuju pintu kelas dan menarik keluar kedua senior mereka itu.
Are you crazy ? How dare you do it ! " ucap Ghina kesal pada mereka berdua.
No, we are normal ! and this is your drinks ! " balas Erick santai.
" Ghin, udah yook, masuk ke kelas. Ntar dimarahin. " bujuk Mandy halus.
Calm down ! Kita cuma mau ngasih ini kok. Udah ini mau ke kelas. " Landy pun angkat bicara dengan santainya sambil menatap Mandy lembut.
Mandy yang dipandangi begitu oleh Landy sontak salah tingkah dan memalingkan wajah ke tempat lain.
" Yaudah, gue ama Mandy mau balik ke kelas dulu ! Yook, Man ! " sambil menarik tangan Mandy. Namun tiba-tiba Ghina berbalik, "arigatou untuk air mineralnya. " kemudian mereka pun meninggalkan Erick dan Landy menuju ke kelas mereka.
" Cewek itu rumit ! " ucap Erick dan Landy hampir bersamaan.
     Bel tanda berakhirnya pelajaran pada hari itu pun berdering dengan lincahnya. Suasana sekolah mulai terasa ramai dengan keriuhan para siswa yang bercengkrama satu sama lain. Namun saat yang lain tengah asyik bercengkrama di koridor, Mandy dan Ghina sibuk bercengkrama di dalam kelas. Tiba-tiba saja saat mereka sedang asyiknya bercengkrama, 4 sosok cowok telah berjejer berdiri di pintu. Landy, Vidar, Erick, dan seorang cowok berpenampilan ala kapten basket.
" Kalian ngapain kesini ? dan tumben ada Rifky ? " ucap Ghina terkejut.
" Emang kenapa kalo ada gue ? " tanya cowok yang berpenampilan ala kapten tim basket itu yang ternyata bernama Rifky.
" Ghin, lo bareng kita ya baliknya. " ajak Vidar kemudian.
" naek apa, kak ? lo kan bawa motor hari ini ! terus Mandy gimana ? " cerocos Ghina.
" aku bisa pulang sendiri kok, lagian rumah aku gak jauh dari sini. " kilah Mandy dengan cepat.
" Lo sama Erick dan Rifky aja. " Vidar menjelaskan.
what ? oh God ! gue boncengan ama kakak aja deh ! " Ghina mengeluh akhirnya.
" idih, siapa yang mau sama lo ! " balas Rifky.
" apa-apan sih kalian ? kita udah SMA woi ! bukan anak TK lagi ! " bentak Landy.
" Man, lo mau balik bareng gue ? " tanya Landy to the point.
" gak usah, kak. Bisa pulang sendiri kok akunya. Permisi. " Lalu Mandy berlari meninggalkan mereka semua dalam keheningan.
    Panas terik matahari menyengat begitu saja, menusuk pori-pori kulit yang tipis. Langkah kaki yang tertatih-tatih itu seolah menunjukkan bahwa ia sedang sangat lemah. Tanpa sadar, ia telah diikuti oleh mobil everest hitam yang sejak tadi berada di belakangnya. Mengikuti dengan pelan agar sosok yang diikuti itu tidak curiga. Dan tiba-tiba sosok itu berhenti di depan rumah yang begitu asri, perlahan ia membuka pintu pagar dimana di halaman sedang ada anak-anak yang tengah bermain disitu kemudian mereka sontak menyapa dengan bahagianya kepada sosok itu. Begitu ceria mereka semua yang ada disitu tanpa beban sedikit pun. Kemudian, sosok itu seperti mengisyaratkan semua anak-anak itu untuk masuk ke dalam rumah yang begitu asri itu. Seketika halaman rumah itu lengang, dan mobil everest hitam itu mulai terbuka kacanya. Sosok cowok bertampang keren melihat ke arah rumah itu.
" Panti Asuhan Kasih Bunda " desisnya kemudian. Lalu sosok cowok itu kembali menutup kaca mobil everest hitamnya kemudian menjalankan mobilnya meninggalkan tempat itu.

0 komentar: