Hujan
sore ini membuat Kota Jakarta semakin macet dari hari-hari biasanya.Jika pada
hari biasa saja sudah macet bagaimana jika ditambah hujan seperti ini.Namun aku
suka hujan dan melihat rintik-rintik air yang berjatuhan.Menurutku itu sangat
indah,seperti butiran-butiran air mata para dewa langit yang memberikan karunianya
kepada manusia-manusia di bawah sini.
Aku bingung
harus pulang kemana malam ini.Kulirik jam sudah menunjukan lewat pukul tujuh
malam dan halte tempat aku berteduh ini hanya ada aku seorang.Aku enggan untuk
pulang kerumah jika hanya untuk melihat pertengkaran orang tuaku saja.Sudah
bertahun-tahun rasanya mereka bertengkar seperti ini dan mungkin saat ini sudah
hampir mencapai puncaknya dan mereka akan memutuskan untuk perceraian.Terlalu
banyak masalah rumit yang susah untuk aku pahami tentang mereka berdua.
Tanpa
terasa aku meneteskan air mata jika mengingat betapa beruntungnya teman-temanku
yang mempunyai keluarga yang harmonis yang peduli kepada perkembangan
anak-anaknya,yang selalu ada disaat anak mereka membutuhkan seseorang untuk
berbagi kesedihan dan membantu menyelesaikan masalah.Tidak seperti keluargaku
yang berantakan seperti ini.Aku benci ketidak adilan ini Tuhan.Mengapa yang
lain bahagia tapi aku tidak bahagia seperti ini.
Tiba-tiba
seorang bapak tua menyodorkan sebuah tissue kepadaku “Ada masalah apa anak muda
sehingga kamu menangis seperti ini?”
Aku
masih terdiam sambil melap air mata yang sudah membasahi wajahku dengan tissue
pemberian bapak tua tersebut. “Tidak adil” Aku hanya bisa mengucapkan dua kata
itu karna aku tidak sanggup untuk berbicara banyak.Terlalu banyak emosi yang
membebaniku saat ini.
“Apa
yang kamu tahu tentang keadilan anak muda?sementara umurmu saja masih muda”
Bapak tua tersebut kulihat tersenyum sendirian.”Ketidak adilan yang kamu
rasakan itulah arti sebuah keadilan yang sebenarnya.Tuhan sudah merancang arti
keadilan dalam ketidak adilan yang sangat indah”
“Aku
tidak mengerti apa yang bapak maksud” Kutatap sinis bapak tua tersebut.
“Apa
masalahmu anak muda.Jangan terlalu sedih dalam menghadapi suatu masalah”
“Mengapa
yang lain mempunyai keluarga yang harmonis sementara aku tidak?Mengapa yang
lain sering merasakan bahagia sementara aku tidak?Mengapa yang lain bisa
mendapatkan apa yang mereka mau dengan mudah sementara aku susah?Apa itu
namanya jika bukan suatu ketidak adilan Tuhan?Ini yang Tuhan rencanakan dengan
indah membuat aku tidak merasakan kebahagiaan tapi mendapatkan air mata terus?”
Tak terasa air mata kembali turun dari kedua mataku
“Kamu
tidak tahu rencana Tuhan yang begitu indah.Kamu hanya bisa mengeluh tanpa
pernah tahu arti dari itu semua” Bapak tua itu memainkan genangan air di
jalanan dengan kakinya yang tanpa mengenakan alas kaki apapun “Segala sesuatu
yang direncanakan Tuhan itu indah,namun kita sebagai manusia tidak pernah
mengerti rencana indah tersebut.Terkadang disaat kita menjalani hidup kita
menemui jalan buntu kita sering berputus asa dan menyalahkan Tuhan.Padahal kita
tidak tahu jika diatas sana Tuhan tersenyum pada kita dan ingin membisikan jika
jalan yang kita hadapi bukanlah jalan buntu melainkan sebuah belokan dan kita
sebagai manusia tidak sadar akan itu semua.Sungguh indah rencana Tuhan tersebut”
Aku diam
mendengar semua omongan bapak tua tersebut dan berusaha memahami itu semua.
“Kamu
lihat gelandangan yang sedang mengemis di tengah hujan begini?menurutmu apa itu
adil sementara ada orang lain duduk manis di dalam mobil mewah mereka?”
Aku
berusaha mencari pengemis yang dimaksud bapak tua tersebut dan memang tak jauh
dari sebrang jalan kulihat ada seorang pengemis yang sedang meminta-minta ke
sebuah mobil mewah saat jalanan sedang macet seperti ini “Entahlah mungkin
memang tidak adil.Aku tidak mengerti”
“Tuhan
menciptakan orang miskin,kaya,jelek,tampan,bodoh,pintar,cacat,baik,itu ada
tujuannya tersendiri.Tidak ada tujuan Tuhan yang sia-sia.Bayangkan jika semua
dibuat adil tanpa ada perbedaan.Jika manusia dibuat kaya raya semua?Siapa yang
mau jadi pengemis atau siapa yang mau menjadi pembantu di rumah dia,yang mau
menjadi supir dan pegawai di tempat dia?Atau semua orang dibuat sama
semuanya,sama rupanya,kayanya,cerdasnya pokonya semua dibuat sama adil dan
tanpa ada perbedaan?Apakah malah jadi tidak adil jadinya?”
“Jadi
maksud bapak Tuhan menciptakan perbedaan dan ketidak adilan yang aku maksud itu
justru untuk membuat kehidupan manusia menjadi saling berkesinambungan dan
justru menjadi indah dan adil?”
“Kamu
benar anak muda.Jangan pernah kamu melihat suatu masalah dari satu sisi.Lihatlah
masalah tersebut dari berbagai sisi”
Aku
menghapus sisa-sisa air mata yang tersisa di wajahku dan berusaha tersenyum
menghadapi ini semua.Mungkin Tuhan benar ini harus aku lewati.Justru ketidak
adilan yang aku rasakan ini merupakan sebuah keadilan bagiku.Tuhan memang
sangat pintar dalam membuat sebuah kehidupan tanpa aku sadari.
Aku
sadar diluar sana masih banyak manusia yang sedang dilatih cobaan yang jauh
lebih berat oleh Tuhan namun masih bisa tersenyum untuk menyelesaikan masalah
mereka.Jika mereka bisa mengapa aku tidak bisa?
Aku
hendak berterima kasih kepada bapak tua tersebut akan segala nasiha-nasihat
yang dia berikan namun dia sudah tak ada.Hanya angin kecil yang tiba-tiba lewat
disekitar tubuhku yang masih mencari-cari bapak tua tersebut.Mungkin bapak tua
tersebut sudah pergi namun aku tidak menyadari kepergiannya.Ya mungkin….
0 komentar:
Posting Komentar