Senin, 19 November 2012

Cerpen Romantis - Cinderela dari cina




Cerpen Romantis dalam Sejarah

Untuk Anda yang suka dengan cerpen romantis, tentu mengenal kisah-kisah mengenai "Cinderela", "Snow White", "Pangeran Kodok", "Beauty and The Best", serta kisah putri dan pangeran lainnya. Beberapa kisah itu merupakan cerpen romantis yang disadur oleh Grimm Brother. Semua cerpen romantis itu memiliki kisah yang hampir sama. Seorang putri yang sangat cantik, lemah lembut, baik hati serta dengan kehidupan yang malang akan didatangi oleh seorang pangeran tampan yang menyelamatkannya dan mereka hidup bahagia.
Cerpen romantis sendiri merupakan perkembangan dari romantika dalam dunia sastra. Diawali dengan kemunculan romantisisme di Eropa Barat ketika zaman revolusi Industri. Romantisisme muncul sebagai perlawanan terhadap norma-norma kebangsawanan, sosial dan politik dari periode Pencerahan. Selain itu, romantisisme juga menjadi reaksi dari rasionalisasi terhadap alam, dalam seni dan sastra. 
Romantisisme ini memiliki unsur-unsur seni dan narasi yang berasal dari periode Pertengahan. Untuk itu, tidak heran, jika kita mendengar kisah Epik atau cerita rakyat yang merupakan karya Homeros, diceritakan lagi oleh para sastrawan di zaman revolusi Industri. Kisah "Romeo and Juliet" sendiri sebenarnya merupakan roman tragis pada zaman kuno, dan diceritakan kembali oleh  William Shakespeare, kemudian direvisi oleh beberapa sastrawan modern.

Sekilas Sejarah Cepen Romatis Cinderella

Siapa yang tidak mengenal cerpen romantis Cinderella. Kisah seorang upik abu, yang datang ke pesta pangeran dan meninggalkan sepatu kacanya. Akhirnya, sang pangeran mencari upik abu tersebut, dengan memasangkan sepatu kaca yang tertinggal kepada semua gadis di kerajaannya. Pada akhrinya, ketika pangeran berhasil menemukan sang upik abu, mereka menikah dan bahagia selamanya.
Sangat sederhana bukan? Tapi, tetap menjadi sebuah kisah yang menarik bagi setiap wanita hingga sekarang. Sebenarnya, Cinderella merupakan cerita rakyat yang akhirnya dipopulerkan oleh Grimm bersaudara dari Jerman, yaitu Jacobb dan Wilhem Grimm. Mereka mendapatkan berbagai bahan cerita dari para penduduk dan petani. Dalam buku, Jakob bertugas untuk melakukan riset, dan mengumpulkan banyak informasi, berbeda dengan  yang bertugas menyusun kata-kata. Kisah itu kemudian mereka sajikan dalam bentuk narasi yang lebih mudah dipahami oleh anak-anak. Bahkan, dapat mereka ingat terus hingga dewasa.
Sebenarnya, kisah cinderella ini, sebelum menjadi sebuah cerpen romantis, merupakan kisah yang sudah ada sejak abad pertama sebelum masehi dan tidak diketahui siapa pengarang sesungguhnya. Cerita paling tua ditemukan oleh sejarawan dari Yunani, bernama Strabo. Diperkirakan ada sekitar 1500 versi cerita Cinderella di dunia.  

Cerpen Romantis: Ye Xian, Cinderella dari China

Cerpen romantis ini termasuk salah satu versi terkenal yang dipopulerkan oleh Cheng Shih dan diduga kuat merupakan kisah orisinal Cinderella, selain kisah Rophodis. Uniknya, cerpen romantis ini hampir sama dengan kisah bawang putih dan bawang merah di Indonesia. Selain itu, cerpen romantis ini juga membawa budayanya yang sangat kental dalam ceritanya, yaitu budaya Cina. Terlihat dengan penggambaran, betapa kecilnya kaki Ye Xian, yang pada zaman dahulu di Cina, seorang wanita dinilai cantik dari kakinya yang kecil.
Kisah dalam cerpen romantis ini dimulai pada zaman Dinasti Tang. Pada zaman dahulu, ada seorang kepala desa di Pantai Selatan China bernama Wu dengan dua istri. Sayangnya, salah satu istrinya meninggal setelah melahirkan seorang bayi perempuan. Ketika dewasa, sang bayi tumbuh menjadi gadis yang  sangat cantik dan sangat pandai membuat barang yang sangat indah.
Kepala desa Wu sangat menyayanginya dan memberi nama  Ye Xian. 
Sang ibu tiri yang mengetahui persahabatan Ye Xian dan sang ikan menjadi marah. Ia pun berencana untuk membunuh ikan itu. Pada suatu ketika, ia mengikuti Ye Xian yang sedang menuju  kolam dan melihat mereka dari kejauhan.
Keesokan harinya, sang ibu tiri menyuruh Ye Xian untuk pergi membawa air di tempat yang sangat jauh dari rumah mereka. Setelah itu, ia memakai pakaian Ye Xian dan pergi ke kolam tempat ikan berada. Ia mulai meniru suara Ye Xian, untuk memanggil ikan. Sang ikan yang tidak menyadari adanya perangkap, muncul untuk menyambut temannya.
Sayangnya, sang ibu tiri berhasil menangkap dan membunuhnya. Kemudian, ia memasak daging ikan tersebut dan memakannya. Tulang sang ikan kemudian dikuburkannya. Ye Xian yang mengetahui kematian sahabatnya menjadi putus asa, dan terus menangis. Tiba-tiba, seorang pria tua yang sedang terbang turun dari langit dan mendarat di sisinya.
Sayangnya, beberapa lama kemudian, kepada desa Wu meninggal, sehingga Ye Xiang harus hidup dengan ibu dan saudara tirinya.
Sang ibu tiri tidak menyukai Ye Xian karena ia lebih pintar dan cantik dibandingkan anak kandungnya. Hal itu membuat perlakuan sang ibu tiri semakin hari semakin buruk terhadap Ye Xiang. Ye Xiang setiap hari harus bekerja keras, dan mendapat perlakuan kasar dari mereka. Namun, semua itu selalu dikerjakannya tanpa mengeluh. 
Pada suatu hari, ketika sedang  mengambil air, Ye Xian menemukan ikan kecil yang sangat indah dengan mata emas besar dan sirip merah. Karena tertarik, ia pun membawa pulang ikan itu dan menaruhnya ke dalam mangkuk besar. Setiap hari, Ye XIang menyisihkan bagian makanannya, untuk diberikan kepada sang ikan.
Akan tetapi, semakin lama sang ikan kecil tumbuh besar sehingga Ye Xiang harus mencari wadah lain untuk menaruhnya. Ye Xian harus memindahkannya ke kolam di dekatnya. Setiap kali ia mendekati ke kolam, ikan akan keluar dari air ke permukaan untuk menyambutnya. Ikan ini akhirnya menjadi satu-satunya sahabat bagi Ye Xiang.
Sang ibu tiri yang mengetahui persahabatan Ye Xian dan sang ikan menjadi marah. Maka ia berencana untuk membunuh ikan itu. Pada suatu ketika, ia mengikuti Ye Xian yang sedang menuju  kolam dan melihat mereka dari kejauhan. 
Keesokan harinya, sang ibu tiri menyuruh Ye Xian untuk pergi membawa air di tempat yang sangat jauh dari rumah mereka. Setelah itu, ia memakai pakaian Ye Xian dan pergi ke kolam. Ia mulai meniru suara Ye Xian, untuk memanggil ikan. Sang ikan yang tidak menyadari adanya perangkap, muncul untuk menyambut temannya. Sayangnya, sang ibu tiri berhasil menangkap dan membunuhnya. Kemudian, ia memasak daging ikan tersebut dan memakannya. Tulang sang ikan kemudian dikuburkannya.
Ye Xian yang mengetahui kematian sahabatnya menjadi putus asa, dan terus menangis. Tiba-tiba,  seorang pria tua yang sedang terbang turun dari langit dan mendarat di sisinya.
Pria itu kemudian berkata, "Wahai anakku, janganlah kamu menangis, aku tahu di mana tulang-tulang ikan dikuburkan. Pergilah ke sana, gali dan jaga tulang itu dengan baik. Jika kamu dalam keadaan yang tidak baik, kamu tinggal berdoa dan tulang itu akan menolongmu. Tapi ingatlah, untuk tidak serakah, karena Tuhan akan menghukummu." Setelah selesai berbicara, orang tua itu pun membawa Ye Xian ke tempat tulang ikan tersebut dikuburkan, dan ia menghilang dengan tiba-tiba.
Dengan perasaan terkejut, Ye Xian mulai mengambil sisa-sisa temannya, dan menyembunyikannya di tempat yang aman. Mengingat peringatan dari orang tua itu, Ye Xian jarang menggunakan tulang sihir hingga pada suatu hari ketika datangnya hari di mana diadakannya perayaan festival lokal penting. Dalam festival itu, orang-orang muda berkumpul di desa untuk bertemu satu sama lain, dan menemukan jodohnya. 
Tentunya, semua gadis di desa itu sangat berantusian untuk pergi ke festival, termasuk Ye Xian. Namun, ia tahu bahwa ibu tirinya tidak mengizinkan. Jika seseorang memilih Ye Xian daripada anaknya sendiri, maka sang ibu tiri akan kehilangan setengah hartanya untuk membayar mahar langkah putrinya. Selain itu, Ye Xian tidak memiliki pakaian yang layak.
Setelah ibu dan kakak tirinya pergi ke festival, dengan putus asa Ye Xian meminta pada tulang agar diberikan pakaian yang layak untuk dikenakan di festival. Ajaibnya, secara tiba-tiba ia mengenakan gaun mewah dari bulu burung pekaka. Pada kakinya, terpasang sepatu emas yang bersinar dan lebih ringan dari bulu, bahkan tidak menimbulkan suara ketika menyentuh lantai batu.
Ye Xian pun akhirnya tiba di festival. Banyak pemuda yang terpesona dengan kecantikannya. Akhirnya, para pemuda itu mengelilinginya, dan kemudian mulai bernyanyi dan  menari. Para wanita muda menjadi iri dengan kecantikannya dan menatapnya dari kejauhan, salah satunya adalah kakak tiri Ye Xian. 
Beberapa saat ia menatap Ye Xian, dan mengenalinya. Kemudian, ia berteriak.  "Lihatlah ibu, dia  seperti Ye Xian!" Akhirnya, mereka berdua mulai mendekat untuk melihat dengan lebih jelas. Ye Xian yang melihat mereka segera pergi dari festival dengan terburu-buru sehingga salah satu sepatu emasnya terlepas. Saat tiba di rumah, ia segera berpura-pura tidur di bawah pohon di halaman. Saat ibu dan kakanya kembali, mereka tidak menemukan apa pun yang tidak biasa.
Sepatu Ye Xian itu ditemukan oleh seorang pedagang, setelah beberapa bulan dijual kepada Raja Tuo Han. Sang raja terpesona dengan sepatu mungil itu, dan sangat penasaran dengan pemiliknya. Akhirnya, ia memerintahkan para menterinya untuk melakukan perjalanan mengelilingi kerajaan dengan sepatu, serta membawa semua wanita yang kakinya muat dengan sepatu itu. 
Ajaibnya, setiap ada seorang gadis yang mencoba sepatu itu, sepatu itu akan mengubah sendiri ukurannya sehingga tidak ada satu pun gadis yang pas memakainya.  Raja pun memanggil sang pedagang untuk menanyakan tempat di mana sepatu itu ditemukan. Akhirnya, sang Raja pergi sendiri ke tempat yang diberi tahu oleh pedagang. Di sana, ia mendapati daerah yang terpencil dan miskin. Dia tidak mempercayai bahwa pemilik sepatu emas bisa tinggal di daerah seperti itu. Namun, ia tetap tidak menyerah untuk mencarinya.
Pada akhirnya, para pengawal menemukan Ye Xian, dan melihat pakaian yang dipakainya untuk ke festival di lemari pakaiannya. Ketika sang raja melihatnya, ia tidak percaya. Bagaimana mungkin seorang gadis yang diimpikannya ternyata adalah seorang gadis kampung dengan pakaian yang compang-camping. Untuk itu, sang Raja meminta Ye Xian memakai sepatu dan pakaiannya.
Beberapa saat kemudian, dari pondok lusuh itu keluarlah seorang putri jelita dengan senyum menawan yang bersinar di wajah malaikat-nya. Gaun indah itu sangat serasi membungkus tubuhnya dan sepatu emas sangat pas di kakinya. Saat itulah, sang raja menjadi jatuh cinta padanya.
Ibu dan adik tiri Cinderella akhirnya memohon ampun atas kekejaman mereka, dan sang raja akhirnya membawan Ye Xian kembali ke kerajaannya di mana mereka menikah dan hidup bahagia selamanya.
Pada akhirnya, sama saja bukan dengan cerpen romantis Cinderella lainnya.
Tolong SHARE
artikel ini
Nama:
Email:
Komentar:
    
Catatan : Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, jangan menggunakan terlalu banyak singkatan seperti SMS. Setiap komentar memerlukan persetujuan moderator.


0 komentar: