Selasa, 20 November 2012

Bermain Api


Sudah kubilang
Jangan dekati mawar yang penuh berduri...
Sudah kubilang
Jangan engkau dekati api yang membara...

Jangan, kan tertusuk nanti
Jangan, kan terbakar nanti
Jangan, kau bawa dirimu dalam mimpi

Potongan lagu di atas adalah karya Rinto Harahap untuk Christine Panjaitan yang berjudul "Sudah Kubilang". Aku menulis tulisan yang kali ini karena agak tergelitik. Beberapa temanku, termasuk aku mungkin adalah "petualang" yang berani bermain api atau mengambil resiko yang bisa berakibat fatal. Seringkali ini terjadi karena faktor-faktor berikut : Penasaran, Iseng atau kadang Nekat!

"Main api" bukan melulu urusan asmara, meski sering diidentikkan dengan hal itu. Aku misalnya, sering ngeloyor kalau sedang mengemudi. Menurutku itu juga salah satu "main api" yang mengancam keselamatan. Atau hal lain lagi, temanku yang suka melakukan hobi parkour, lompat dari satu bangunan ke bangunan lain. Seaman-amannya tetap saja resiko yang dipertaruhkan tinggi.

Khusus isu asmara, "main api" identik dengan... Menjalin hubungan dengan orang lain meski kita sudah punya pasangan atau terikat dalam suatu hubungan, atau orang-orang yang agak iseng tidak punya kerjaan mencari masalah dengan menggoda pacar/istri/suami orang lain, atau yang lebih gila lagi selingkuh lahir batin padahal sudah punya pasangan yang sah secara agama dan hukum.

Terkadang "api" tersebut seperti makanan pedas. Sudah tahu efeknya tapi tetap saja dimakan. Padahal kita tahu kalau mau hidup dengan sehat dan normal, hindari "makanan" tersebut. Maklum, sebagai manusia punya nafsu dan rasa kepo yang agak berlebihan. Sayangnya kalau sudah tercebur ke dalam lautan api, sulit untuk keluar. Namun sebisa mungkin segera lari dari pusaran yang sangat mengerikan itu. Otherwise, siap-siap terkena luka bakar yang parah.

Semoga kita bisa menghindari api yang banyak tersebar di sekitar kita. Tapi hati-hati juga, diri Anda juga bisa menjadi "api" kalau Anda tak bisa mengendalikannya.

0 komentar: