Minggu, 16 Desember 2012

“Kehidupanku, itulah kematianmu…”

“Apa yang kau lakukan jika tidak ada lagi satu pun alasan untukmu hidup?”

Aku tak bisa lagi menahan tangisanku saat aku menulis kata terakhirku itu, entah apa yang aku pikirkan hari ini, ditempat ini, diwaktu yang seperti ini, yang aku tahu sekarang adalah bahwa apa yang benar-benar pernah membuatku hidup itulah yang mengharuskan aku untuk mengakhirinya pula... andai aku mengerti sejak lama, mungkin takkan pernah kubuang waktuku yang tersisa untuk sekedar mengenalmu atau setidaknya tidak membiarkanmu membuatku hidup lebih lama… tapi kini yang bisa kulakukan hanya tertunduk, dalam diam, dalam gelap, yang sebentar lagi akan menuju ke kegelapan yang bahkan lebih abadi… aku tidak layak, bahkan tidak pernah layak untuk mendapatkan kesempatan keduaku…

Aku mengambil sebuah pisau kecil dari balik laci kamarku, meletakannya diatas sebuah kertas dua halaman yang aku juluki “pesan terakhir” aku menahan nafas sejenak, lalu menghembuskannya panjang, bersiap untuk melakukan hal yang memang telah aku rencanakan sebelumnya, mengumpulkan sisa-sisa keberanianku, lalu dengan tegas dan yakin aku mengambil pisau kecil itu dari atas meja, perlahan meletakannya diatas nadi kiriku aku mulai mengayunkannya lembut keatas tanganku itu, perih… sakit… tapi ini lebih baik dari semua sakit hatiku, perlahan muncul cairan merah pekat dari tanganku, aku mengangkat pisau itu sejenak, terlihat goresan kecil, tapi tidak dalam, dan ini belum cukup membunuhku… aku mencobanya sekali lagi, dan untuk kali ini aku menggoresnya lebih dalam, cairan merah itu bertambah banyak, bahkan membasahi semua tanganku kini, tapi anehnya aku tak lagi merasakan semua sakit, dan aku menggoresnya lebih dalam…

“…”

Tanpa terasa pisau itu terjatuh, suaranya nyaring terdengar dalam kamar yang sunyi ini, tanganku penuh darah, aku kehilangan tenaga, kehilangan arah, dan sebentar lagi akan kehilangan hidup, tapi setidaknya ini lebih baik daripada aku harus hidup tapi selalu saja ingin mati… pandanganku kabur, semuanya terlihat sangat buruk kini, aku mulai menutup mataku, dan perlahan terlihat bayangan-bayangannya lagi, terlihat semua tentang dirinya… kakiku mulai goyah, aku tertunduk, dan kini terjatuh… aku bersandar pada ranjang kamarku yang kini terlihat lebih gelap dari sebelumnya… bersabarlah sayang, tak lama lagi aku akan ada bersamamu, bersamamu untuk yang kedua kalinya, bersamamu dikehidupan yang lain…

bersambung..........

0 komentar: