Minggu, 10 Maret 2013


Puisi Rindu Buat Kekasih : Prolog

Tak ubahnya seperti sebelumnya.
Aku yang terjaga di tepi malam kusam.
Memaksa tinta ini mengering.
Membenamkan sedalam dalam benakku.

Aku ciut, Zakarku mengerut.
Saat kusadari yang mengusik.
Satu penggal diantara selang waktu.
Cinta Pertama . . .

Masih jelas terpatri dalam batinku.
Tak satupun pudar apalagi terurai.
Rasa yang kronis dan meradang.
Jadi tuba di tiap kerutan otakku.

Kan kupastikan satu.
Kan ku sampaikan risalah hati ini.
Lewat angin yang mendesis.
Selama ia mampu tuk kugenggam.

Aku takkan sanggup mengendapkan rasa.
Perasaan ini. . .
Sama halnya komedi putar.
Seolah berjalan, namun berputar ditempat.

Dan kini. . .
Kan kurangkai tekadku yang selama ini
dikebiri.
Biar gontai kaki kan trus melangkah.
Sampai nanti waktu tikam jiwaku.

Kan kuterjang dinding hatimu.
Tak penting seberapa tangguhnya kau.
Atau siapapun penguasa singgasana hatimu.
Pasti nanti kan kutawar cintamu.

Meski kini aku hanyalah nirmana.
Atau bayang semu dimatamu.
Sungguh ingin kusampaikan.
Yang aku pelihara lebih dua windu.

Masih ingatkah?
Akupun ragukan hal itu.

0 komentar: