Jumat, 09 Desember 2011

BAB 5 GEOGRAFI

Berdasarkan komposisi penysusunnya, bumi dibagi menjadi tiga lapisan yaitu
1.Lapisan teratas disebut Litosfer
2.Lapisan kedua disebut mesosfer
3.Lapisan yang terdalam disebut astenosfer


Litosfer
Litosfer merupakan lapisan yang sangat tipis, kaku (rigit), padat, keras, dan kuat
litosfer terdiri atas batuan yang relatif lebih ringan (light rock) dibanding astenosfer dan mesosfer
sebagian besar penyusunnya yaitu Silikat (SiO2) yang merupakan gabungan antara oksigen dan silikon
tebal litosfer sekitar 100 km dan mencakup kerak bumi dan bagian atas mantel bumi.
selain sebagai tempat berpijak, beraktivitas, dan tempat tumbuh (tanaman), litosfer dapat dimanfaatkan sebagai penghasil bahan tambang, mineral, dan untuk aktivitas pertanian
Kerak bumi terdiri atas:
 Kerak benua (continental crust)
Kerak samudera (oceanic crust) 

                         Perbedaan Kerak Benua dan Kerak Samudera
Kerak benua  (continental crust) 
disebut lapisan Si-al (silisium aluminium)
mengandung unsur aluminium dalam jumlah besar
Tersusun atas batuan yang sangat tua yang bersifat granitis
Unsur-unsur pembentuk utamanya adalah mineral silikat yang kaya aluminium, potassium, dan sodium

Tenaga endogen yang mempengaruhi bentuk muka bumi antara lain:
Proses vulkanisme
Proses tektonik
Proses diatropisme

Proses vulkanisme
Vulkanisme adalah segala kegiatan magma dari lapisan dalam litosfer yang   menyusup ke lapisan yang lebih atas sampai keluar ke permukaan bumi. Aktivitas vulkanisme menghasilkan sejumlah material yang turut berperan   dalam  membentuk badan gunung atau menimbun lapisan sekitar gunung.
Bentuk-bentuk material vulkanik:
Bentuk cair yaitu lava dan lahar
Bentuk padat (disebut eflata atau piroklstik) antara lain: bom, lapili, pasir    vulkanik, dan abu vulkanik
Bentuk gas berupa uap air, belerang, asam arang, dan karbon monoksida
a.Magma Basaltik
  - mengandung kadar silika yang rendah dan relatif encer
  - dihasilkan dari letusan yang relatif tenang karena gas dalam magma dikeluarkan dengan cepat melalui celah atau retakan
  - magma basaltik ditemui pada sejumlah gunung di dunia, sehingga dikenal sebagai tipe Hawaii dan tipe Poehoe
  - tipe gunung api yang dihasilkan oleh tipe magma basaltik adalah tipe gunung api perisai


b. Magma Silika
       - Magma silika mengandung kadar silika yang tinggi dan bersifat kental
- Magma silika dapat menyebabkan letusan yang sangat hebat, hal ini terjadi        karena magma yang bersifat kental menyebabkan gas sukar memisahkan diri dari magma. Akibatnya, gas tersebut tersimpan dalam waktu yang lama dan menjadi tenaga yang kuat untuk menghasilkan ledakan.
- Magma tipe ini menghasilkan tipe gunung api komposit atau strato dan gunung api maar



a. Erupsi Linier
    - erupsi linier yaitu erupsi yang terjadi pada lubang yang    berbentuk memanjang
    - magma yang keluar bersifat sangat encer dan menutupi   wilayah yang sangat luas
b.Erupsi areal
  - erupsi areal yaitu letusan yang terjadi pada lubang yang berukuran besar dan luas
  - letusan tersebut terjadi karena posisi dapur magma berada dekat permukaan
c.Erupsi sentral
  - Erupsi sentral yaitu letusan yang terjadi pada lubang erupsi berbentuk pipa yang relatif kecil dan sempit.


-Erupsi tipe ini menghasilkan tiga bentuk gunung api yaitu:
Gunung api perisai
Gunung api maar
Gunung api strato   
Gunung api perisai yaitu gunung api  bentukan hasil erupsi  efusif atau aliran yang terbentuk karena sifat magma yang dikeluarkan cair atau encer.
Contoh tipe gunung api perisai yaitu Gunung api di Kepulauan Hawaii
 Gunung api maar
Gunung api maar yaitu gunung api bentukan hasil erupsi eksplosif atau ledakan.
Gunung api tipe ini memiliki dapur magma yang relatif kecil dan dangkal sehingga dengan satu kali letusan maka aktivitas gunung api tersebut akan berhenti dan biasanya akan membentuk danau
Gunung api strato
Gunung api strato merupakan gunung api berbentuk kerucut dengan lereng yang curam yang dihasilkan karena letusan eksplosif dan efusif secara bergantian. Contoh Gunung api strato yaitu Gunung Fuji di Jepang dan sebagian besar gunung api di Indonesia 

Gempa merupakan gerakan kulit bumi secara tiba-tiba akibat adanya patahan atau letusan yang diikuti serangkaian getaran yang dirambatkan hingga ke permukaan bumi.
Berdasarkan penyebabnya, gempa dibedakan menjadi:
Gempa tektonik, yaitu gempa yang mengiringi gerakan tektonik berupa patahan atau pergeseran lapisan batuan (dislokasi)
Gempa vulkanik, yaitu gempa yang terjadi sebelum, pada saat, maupun sesudah letusan gunung api.
Gempa runtuhan (terban), yaitu gempa yang terjadi akibat runtuhnya bagian atas rongga di dalam litosfer

Berdasarkan hiposentrum (pusat gempa), gempa dibedakan menjadi:
a.Gempa dalam (300-700 km)
b.Gempa intermediet (100-300 km)
c.Gempa dangkal (<100 km)

Episentrum yaitu suatu titik di permukaan bumi sebagai tempat gelombang gempa dirambatkan
Letak episentrum tegak lurus terhadap hiposentrum

Berdasarkan bentuk episentrumnya, gempa dibedakan menjadi:
Gempa linier
Gempa sentral




Berdasarkan jarak episentrumnya, gempa dapat dibedakan menjadi:
Gempa setempat, jika episentrum < 10.000 km
Gempa jauh, jika episentrum ± 10.000 km
Gempa sangat jauh, jika episentrum > 10.000 km

Berdasarkan letak episentrumnya, gempa dibedakan menjadi:
gempa laut, jika episentrumnya terletak di dasar/permukaan laut
gempa dasatan, jika episentrumnya terdapat di daratan

Bentuk Muka Bumi akibat Proses Diatropisme
Berdasarkan kecepatan gerak dan ukuran muka bumi yang terkena efeknya, proses diatropisme dibedakan menjadi:
a.Orogenesis, yaitu proses pembentukan pegunungan
b. Epirogenesis, yaitu proses penurunan atau penaikan benua yang memakan waktu relatif lebih lama dibandingkan proses orogenesis

Berdasarkan bentuk hasilnya, diatropisme dibedakan menjadi:
a.Sesar / patahan (faults)
  Sesar yaitu rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran

Bagian-bagian sesar:
Gawir
Bidang sesar
Garis sesar (fault line)
Atap sesar (hangingwall)
Alas sesar (footwall)
Jenis-jenis sesar:
sesar normal (normal fault)
sesar naik (reverse fault), jika kemiringan bidang sesar < 45° atau < 30°    (sesar naik yang kemiringannya < 30° disebut thrust fault)
 sesar mendatar (strike slip fault)

Gejala perlipatan terjadi karena adanya geya tektonik yang menekan secara horizontal pada suatu lapisan batuan.

Bagian-bagian yang membentuk struktur lipatan:
a.sinklin, yaitu yang berbentuk cekung ke atas
b.Antiklin, yaitu yang berbentuk cembung ke atas
c.Sayap (limb),  yaitu bagian yang miring, dimulai dari antiklin sampai sinklin

c. Erosi
Erosi merupakan peristiwa perpindahan material yang mengalami    pelapukan dari suatu tempat ke tempat lain
Berdasarkan penyebabnya, erosi dibedakan menjadi:
- erosi oleh air (erotion)
- erosi oleh es (gletser)
- erosi angin (deflasi)
- erosi oleh air laut (abrasi)


B. Agradasi
a.Sedimentasi
  Sedimentasi merupakan pengendapan meterial yang dibawa oleh angin, air, atau gletser
Berdasarkan tempat dan tenaga yang mengendapkannya, sedimentasi dibedakan menjadi:
sedimentasi fluvial, yaitu oleh sungai
sedimentasi eolis (sedimentasi teresterial), yaitu oleh angin
sedimentasi laut (marine sedimentation), yaitu pada pantai

Ciri Bentang Alam Akibat Proses Pengikisan

Wilayah Kikisan
Ciri wilayah kikisan:
memiliki lereng yang miring dan lebih tinggi dari daerah sekitarnya
alur erosi merupakan tanda adanya pengikisan
lapisan tanah yang menutupi batuan induk relatif tipis
daerah yang terkikis menjadi tidak subur
pengikisan pada dataran rendah berjalan lambat

Dilihat dari ketinggiannya, wilayah kikisan dapat dikelompokkan menjadi:
a.Wilayah dataran rendah ( 0 – 100 mdpl)
b.Wilayah pertengahan ( 100 – 500 mdpl)
c.Wilayah pegunungan (500 – 1000 mdpl)
d.Wilayah pegunungan tinggi (> 1000 mdpl)

Wilayah Endapan
Ciri wilayah endapan:
terbentuknya daerah cekungan dan dataran di sekitar daerah yang lebih tinggi
memiliki kedalaman tanah yang relatif tebal dan dalam
biasanya wilayah endapan adalah daerah yang subur
adanya stratifikasi lapisan tanah
kadang ditemukan fosil makhluk hidup


Bentukan hasil pengendapan antara lain:
Delta, merupakan hasil pengendapan sungai
Tanggul sungai, yang terdapat di tepi sungai
Tanggul pantai
Beting, yaitu endapan di tengah sungai
Gosong, sama seperti beting, namun kadang gosong tidak tampak
Meander, yaitu belokan sungai 180°
Sungai mati (oxbow lake)


Degradasi lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan

Degradasi lahan terjadi karena adanya:
a.faktor manusia (karena aktivitasnya), yaitu meliputi:
-Penebangan hutan besar-besaran
-Kerusakan lahan akibat manusia tidak dapat menjaga lingkungannya
-Pertumbuhan penduduk yang tinggi
-Aktivitas pertanian yang seringkali tidak cocok dengan kondisi lahan
-Pembukaaan lahan di daerah pegunungan
-Lahan bekas pertambangan yang dibiarkan begitu saja
b. Faktor alam
-Bencana alam
-Iklim, jenis tanah, dan kemiringan lereng































0 komentar: