Kamis, 13 Oktober 2011

VEKTOR FISIKA

VEKTOR

1. SKALAR dan VEKTOR

Besaran-besaran Fisika ditinjau dari pengaruh arah terhadap besaran tersebut dapat dikelompokkan menjadi :
a. Skalar : besaran yang cukup dinyat akan besarnya saja (tidak ter-gantung pada arah). Misalnya : massa, waktu, energi dsb.
b. Vektor : besaran yang tergantung pada arah. Misalnya : kecepatan, gaya, momentum dsb.
2. Notasi Vektor.
2.1. Notasi Geometris.
2.1.a. Penamaan sebuah vektor :
dalam cetakan : dengan huruf tebal : A,B,D
dalam tulisan tangan : dengan tanda
¾ atau ® diatas huruf : A, B, D.
2.1.b.Penggambaran vektor :
vektor digambar dengan anak panah :
graphic13
panjang anak panah : besar vektor.
arah anak panah : arah vektor
2.2. Notasi Analitis
Notasi analitis digunakan untuk menganalisa vektor tanpa menggunakan gambar. Sebuah vektor a dapat dinyatakan dalam komponen-komponennya sebagai berikut :
graphic21
ay : besar komponen vektor a dalam arah sumbu y
ax : besar komponen vektor a dalam arah sumbu x
Dalam koordinat kartesian :
vektor arah /vektor satuan : adalah vektor yang besarnya 1 dan arahnya sesuai dengan yang didefinisikan. Misalnya dalam koordinat kartesian : i, j, k. yang masing masing menyatakan vektor dengan arah sejajar sumbu x, sumbu y dan sumbu z.
Sehingga vektor a dapat ditulis :
a = ax i + ay j
dan besar vektor a adalah :
a = Ă– ax 2 + ay 2

3. OPERASI VEKTOR
3.1. Operasi penjumlahan



Tanda + dalam penjumlahan vektor mempunyai arti dilanjutkan.
Jadi A + B mempunyai arti vektor A dilanjutkan oleh vektor B.
graphic4A+B
Dalam operasi penjumlahan berlaku :
a. Hukum komutatif
A + B = B + A
graphic5
b. Hukum Asosiatif
B (A + B) + C = A + (B + C)
graphic6
Operasi pengurangan dapat dijabarkan dari operasi penjumlahan dengan menyatakan negatif dari suatu vektor
graphic72
B – A = B + (-A)
graphic81
Vektor secara analitis dapat dinyatakan dalam bentuk :
A = Ax i + Ay j + Az k dan
B = Bx i + By j + Bz k
maka opersasi penjumlahan/pengurangan dapat dilakukan dengan cara menjumlah/mengurangi komponen-komponennya yang searah.
A + B = (Ax + Bx) i + (Ay + By) j + (Az + Bz) k
A – B = (Ax – Bx) i + (Ay – By) j + (Az – Bz) k
3.2. Opersai Perkalian
3.2.1. Perkalian vektor dengan skalar
Contoh perkalian besaran vektor dengan skalar dalam fisika : F = ma, p = mv, dsb dimana m : skalar dan a,v : vektor.
Bila misal A dan B adalah vektor dan k adalah skalar maka,
B = k A
Besar vektor B adalah k kali besar vektor A sedangkan arah vektor B sama dengan arah vektor A bila k positip dan berla-wanan bila k negatip. Contoh : F = qE, q adalah muatan listrik dapat bermuatan positip atau negatip sehingga arah F tergantung tanda muatan tersebut.
.2.2. Perkalian vektor dengan vektor.
a. Perkalian dot (titik)
Contoh dalam Fisika perkalian dot ini adalah : W = F . s,
P = F . v, F = B . A.
Hasil dari perkalian ini berupa skalar.
graphic9
Bila C adalah skalar maka
C = A . B = A B cos q
atau dalam notasi vektor
C = A . B = Ax Bx + Ay By + Az Bz
Bagaimana sifat komutatif dan distributuf dari perkalian dot
b.Perkalian Cross (silang)
Contoh dalam Fisika perkalian silang adalah : t = r x F,
F = q v x B, dsb
Hasil dari perkalian ini berupa vektor.
Bila C merupakan besar vektor C, maka
C = A x B = A B sin q
atau dalam notasi vektor diperoleh

A x B = (AyBz – Az By) i + (AzBx – AxBz) j + (AxBy – AyBx) k
Karena hasil yang diperoleh berupa vektor maka arah dari vektor tersebut dapat dicari dengan arah       maju sekrup yang diputar dari vektor pertama ke vektor kedua
graphic10
i x j = k
j x j = 1 . 1 cos 90 = 0
k x j = – I dsb

0 komentar: