Selasa, 05 November 2013

Tidak Mau Kalah, Siswa SMK Semarang Juga Merakit Mobil



Ramai-ramai hebohnya berita mengenai Walikota Solo yang membeli mobil Esemka, kali ini anak-anak SMK dari Semarang juga tidak mau kalah dalam hal membuat mobil, namun bukan mobil penumpang melainkan mobil angkut barang....seperti apakah sosok mobil ini.


MOBIL pick up rakitan siswa-siswa kelas XII Jurusan Otomotif SMKN 1 Semarang tampak kokoh dan garang, dengan mulus mengelilingi lapangan yang ada di tengah sekolah yang terletak di Jalan Dr Cipto No 116 Semarang itu. Ya satu lagi karya anak bangsa berhasil dibuat. Dengan bangga salah satu siswa bernama Ahmadi (16) menyatakan kegembiraan atas keberhasilannya bersama-sama temannya merakit sebuah mobil.

"Kami bangga bisa merakit mobil ini. Semoga bisa diterima oleh masyarakat," ujarnya saat ditemui di bengkel praktik tempat mobil tersebut, Rabu (4/1). Ia mengatakan, selama dua hari di bawah Koordinator perakitan mobil Bambang Wijanarko merakit satu unit mobil yang belum diberi nama itu. Sementara ini ia bersama rekan menyebutnya Mobil SMKN 1.

Saat merakit, para siswa mengaku tidak mengalami kendala berarti, hanya membutuhkan konsentrasi penuh agar mobil berdiri sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Mulai pemasangan rangka dasar mobil (chasis), kabin penumpang, hingga bak mobil. "Pemasangan harus benar-benar teliti. Salah sedikit bisa mempengaruhi performa mobil, akibatnya badan mobil tidak seimbang," jelas Ahmadi.

Koordonator perakitan mobil Bambang Wijanarko menjelaskan, secara umum mobil produksi anak didiknya telah memenuhi standar, mulai dari rangka, bodi, hingga emisi gas yang masuk kategori euro 3. "Standar internasional euro 2. Mobil ini malah masuk kategori euro 3," tandasnya. Untuk komponen mobil saperti chasis, dan rangkaian elektronik masih impor.

"Mesin kami menggunakan Esemka seperti mobil rakitan SMK di Solo. Hanya jenisnya saja yang berbeda," ungkap Bambang. Ia mengklaim dengan daya mesin 1500 cc mobil ini mampu melaju di medan yang berat speeti tanjakan dan jalan yang becek. Mobil ini memang dirncang khusus untuk niaga, dengan  daya angkut mencapai 1200 kg, dengan kemampuan mesin 85 PS.

"Pick up ini mampu melaju hingga 120 Km/jam. Tidak kalah dengan mobil luar negeri," ujar Bambang. Untuk membangun satu unit mobil, diperkirakan menelan biaya Rp 70 juta. Mulai dari komponen, body, chasis hingga panel mobil (dashboard, setir, lampu indikator, lampu utama dan bemper). Untuk perliter bensin mampu menempuh jarak hingga 13 kilometer.

"Dengan sistem Electric Fuel Injection, mobil rakitan ini sangat irit bensin, tapi tenaga yang dihasilkan cukup besar dengan ditunjang mesin empat silinder. Selain itu kenyaman penumpang juga diperhatikan. Walaupun tak senyaman sedan tentunya," kata Bambang. Ia berharap, mobil ini nantinya bisa diproduksi secara massal.

Sementara itu Kepala SMKN 1 Semarang M Sudarmanto mengatakan, perakitan ini merupakan bagian dari pembelajaran siswa jurusan otomotif. Untuk komponen sebagian didatangkan dari Pabrik DongFeng Cina. Mobil ini berkomposisi 60 persen impor dan 40 persen lokal. "Ke depan, penggunaan komponen impor akan dikurangi. Pada akhirnya mobil ini benar-benar produksi anak bangsa," tandasnya.
Saat ini, pihak SMKN 1 Semarang berhasil merakit satu unit mobil sebagai prototype, yang digunakan untuk pameran. Program ini merupakan dari Dirjen Pendidikan SMA/SMK. "Kami mendapat bantuan untuk pengembangan mobil. Dalam satu tahun harus merakit minimal 12 mobil," jelas Sudarmanto.

 Setelah mampu membuat mobil seharusnya pemerintah juga ikut mendukung dengan berbagai peraturan yang memudahkan industri nasional untuk tumbuh dan berkembang. Dan kelak kita mungkin akan menjadi seperti China, mampu membuat mobil beragam merek yang murah dan kualitasnya tidak kalah dengan pabrikan yang sudah ada.

Sumber:
Suaramerdeka

0 komentar: