Sinopsis Boys Before Flowers Episode 11
Mulai
curiga melihat kostum yang tidak biasa, ketakutan Jan-di terbukti
ketika sang sutradara mulai memaksanya. Untungnya muncul seorang pemuda
penyelamat, yang mengantar Jan-di pulang dan menyebut nama lengkap gadis
itu saat berpamitan.
Di
sekolah, Jan-di kembali bertemu dengan pria yang ternyata adalah siswa
kelas 1 bernama Lee Jae-ha. Dengan terang-terangan, Jae-ha mengaku kagum
dengan sosok Jan-di yang berani berhadapan langsung dengan F4. untuk
menutupi profesinya sebagai model serabutan, Jae-ha sengaja berdandan
seperti seorang kutu buku.
Menutupi
perkenalannya dengan Jae-ha dari Jun-pyo, Jan-di menerima tawaran
sahabat barunya untuk menjadi model pendamping. Sempat kelabakan saat
Jae-ha menyebutnya sebagai kekasih, Jan-di langsung menerima tawaran
begitu mendengar bayaran yang diberikan cukup memuaskan.
Mendengar
keluh-kesah Jun-pyo soal Jan-di yang mendadak jarang muncul, Ji-hoo
tanpa sengaja bertemu dengan gadis itu saat bersama Jae-ha. Jan-di
kelabakan untuk memberi alasan, namun secara tersirat Ji-hoo meminta
gadis itu untuk tidak mengulangi perbuatannya sebelum kemudian memacu
motornya. Dari belakang, Jae-ha tersenyum penuh misteri.
Usaha
Jan-di untuk menutupi profesi barunya akhirnya terbongkar juga, Jun-pyo
langsung marah besar saat mendapati sang kekasih difoto bersama model
yang ternyata siswa Shinhwa. Saat berusaha menjelaskan kebohongannya,
Jan-di dikejutkan oleh Jun-pyo yang tiba-tiba memukul Jae-ha setelah
ditertawakan sang yunior.
Keruan
saja Jan-di dan Jun-pyo kembali bertengkar dan dalam keadaan histeris,
Jan-di menyebut ingin kembali ke masa saat dirinya belum mengenal
Jun-pyo dan F4. Untuk kedua kalinya, Jan-di kembali mendapat memo merah
yang membuatnya jadi sasaran di sekolah. Namun kali ini ia tidak
sendirian, Jae-ha menyebut siap menjaga gadis itu.
Hubungan
Jan-di dan Jae-ha yang semakin akrab membuat Ji-hoo kuatir, ia mengajak
Jan-di untuk bicara empat mata. Kepada gadis itu, Ji-hoo menyebut tidak
percaya kalau Jun-pyo sejahat yang diceritakan Jae-ha. Setelah
pembicaraan mereka selesai, Jan-di mulai berjalan pelan menuju kelas.
Masuk
ke kelas yang telah dikosongkan, Jan-di sempat tidak sadar kalau
terjadi kebocoran gas. Begitu kabut tebal mulai terlihat, Jan-di dengan
panik terus menggedor-gedor jendela kaca sebelum akhirnya ambruk tidak
sadarkan diri. Beruntung Jae-ha melihat kejadian itu, ia langsung
memecahkan kaca dan menyelamatkan Jan-di yang tidak sadarkan diri.
Bukannya
dibawa ke rumah sakit, Jae-ha malah membopong Jan-di kerumahnya. Saat
berusaha mencium gadis yang tidak sadarkan diri itu, mendadak teleponnya
berbunyi. Dengan suara pelan, Jae-ha meyakinkan sang penelepon yang
tidak lain adalah Nyonya Kang kalau Jan-di sudah bisa diatasi, dan
mengingatkan wanita itu untuk menyiapkan bayarannya.
Hilangnya
Jan-di membuat Ga-eul panik, ia mendatangi markas F4 dan meminta mereka
untuk membantu menemukan temannya. Ji-hoo memerintahkan seorang siswa
untuk menghubungi Jun-pyo, yang memilih untuk menyepi setelah bertengkar
dengan Jan-di, sementara Woo-bin dan Yi-jung memacu mobilnya untuk
mencari dimana Jan-di berada.
Saat
tersadar, Jan-di kaget mendapati dirinya telah pingsan selama dua hari
di rumah Jae-ha. Saat hendak pulang usai mengucapkan terima kasih,
mendadak Jae-ha menghalangi sambil meminta gadis itu menjauhi Jun-pyo.
Melihat gelagat yang tidak beres, Jan-di mulai ketakutan.
Ketika
pria itu mulai mencengkram lengannya dan berusaha mencium, Jan-di
langsung menampar Jae-ha sambil menyatakan tetap percaya pada Jun-pyo.
Mengucapkan salam perpisahan sambil berjalan pergi, Jan-di kembali tidak
sadarkan diri setelah Jae-ha membekapnya dengan kain yang telah
dicelupkan dengan cairan kloroform.
Begitu
sampai dirumah, Jun-pyo mulai merasa tidak enak setelah mendengar kabar
kalau Jan-di menghilang. Ketakutannya terbukti setelah menerima amplop
berisi foto Jan-di yang diikat beserta segenggam rambut gadis itu,
Jun-pyo langsung bergegas pergi. Tak berapa lama, rekan-rekan F4-nya
tiba di kediaman keluarga Gu.
Sinopsis Boys Before Flowers Episode 12
Jun-pyo
yang merangsek masuk langsung disergap oleh anak buah Jae-ha, yang
langsung memerintahkan supaya pria itu dihajar. Namun meski memuntahkan
darah, Jun-pyo bergeming dan menolak ketika diminta supaya melepaskan
Jan-di.
Jan-di
semakin tidak tega melihat Jun-pyo yang tidak berdaya, dan dengan cepat
menggunakan tubuhnya untuk menangkis kursi yang hendak dipukulkan
Jae-ha. Akibatnya, gadis itu langusng jatuh pingsan. Untungnya tak lama
kemudian muncul Ji-hoo, Yi-jung, dan Woo-bin. Tanpa kesulitan, ketiganya
mampu menguasai keadaan dan meringkus Jae-ha.
Saat
tersadar, Jan-di telah terbaring di rumah sakit dengan Jun-pyo, yang
duduk di kursi roda, disampingnya. Bukannya berusaha menghibur, Jun-pyo
malah memarahi Jan-di yang nekat menggunakan tubuhnya untuk melindungi
pria itu. Keruan saja, Jan-di tidak terima dan keduanya kembali adu
mulut.
Keadaan
dirumah Jan-di tidak kalah genting, sang ayah diseret oleh para penagih
hutang dan diancam bakal diambil salah satu organ tubuhnya kalau tidak
bisa melunasi. Dalam keadaan putus asa, ibu Jan-di mendatangi Nyonya
Kang dan sambil berlutut, memohon supaya presiden grup Shinhwa itu mau
menolong keluarganya.
Melihat
wanita itu mempermalukan dirinya, Nyonya Kang tersenyum puas dan
langsung menolong ayah Jan-di dengan melunasi hutang-hutangnya. Ketika
Jan-di pulang kerumah, kedua orangtuanya langsung menjelaskan apa yang
terjadi serta imbasnya terhadap hubungan sang putri dengan Jun-pyo.
Berdasarkan
keputusan bersama, Jan-di mendatangi Nyonya Kang untuk mengembalikan
hutang keluarganya. Seperti yang bisa ditebak, perang antara keduanya
dimulai yang diakhiri dengan penolakan Jan-di untuk berpisah dengan
Jun-pyo.
Tidak
tahu apa yang terjadi, Jun-pyo bersama F4 mengajak Jan-di dan Ga-eul
berlibur di tempat ski. Sempat ragu-ragu akibat ucapan Woo-bin, Jun-pyo
akhirnya memberanikan diri untuk memberikan hadiah berupa kalung
bermotif unik kepada Jan-di.
Hadiah
kalung dari Jun-pyo kontan membuat trio siswi populer Shinhwa
Jin-Sun-Mi iri, ketiganya diam-diam merebut kalung tersebut. Kontan
saja, Jan-di langsung kelabakan dan akhirnya mengaku kepada Jun-pyo.
Sempat jengkel, Jun-pyo melampiaskan kekesalannya pada boneka salju
sebelum akhirnya masuk kembali ke kabin.
Mengira
kalau yang didengarnya adalah langkah kaki Jan-di, wajah Jun-pyo
langsung sumrigah dan sudah bersiap untuk memarahinya lagi. Siapa
sangka, yang muncul ternyata adalah anak buah Nyonya Kang. Meski sempat
melawan, Jun-pyo akhirnya mengikuti mereka.
Saat
mencari kalungnya yang hilang, Jan-di dikerjai oleh trio penggemar F4
Jin-Sun-Mi tanpa sadar kalau dirinya dijebak. Keruan saja, ia tidak bisa
lolos saat badai salju datang. Tanpa sengaja, Ji-hoo mendengar tentang
Jan-di, dan langsung menghubungi Jun-pyo.
Cukup
cerdik meski sebagai tawanan, Jun-pyo akhirnya lolos dan langsung
mencari Jan-di ditengah badai salju yang semakin lebat. Ia akhirnya
menemukan Jan-di terbaring lemah, dan tanpa berpikir panjang langsung
membopong gadis itu ke sebuah kabin. Melihat kekasihnya menggigil
kedinginan, Jun-pyo melepas mantelnya dan memberikannya pada Jan-di.
Tersentuh
oleh kebaikan hati Jun-pyo, Jan-di berjanji bakal mengabulkan apapun
permintaan pria itu. Dengan tersenyum tipis, Jun-pyo meminta dibuatkan
bekal, yang langsung diangguki Jan-di. Ditengah suasana yang begitu
romantis, keduanya berciuman dengan mesra.
Keesokan
harinya setelah badai reda, Jun-pyo dan Jan-di kembali ke tempat dimana
rekan-rekan F4nya dan Ga-eul berada. Ji-hoo yang berhasil menemukan
kalung Jan-di langsung mengembalikannya ke gadis itu, yang kemudian
disibukkan oleh kegiatan baru : membuat bekal untuk Jun-pyo (dengan
motif unik).
Telah
menunggu cukup lama, Jan-di tidak sadar kalau Jun-pyo harus segera
terbang ke luar negeri karena sang ayah mendadak jatuh pingsan saat
berada di China. Tahu kalau Jan-di akan terus menunggu, Jun-pyo meminta
Ji-hoo untuk menjemput gadis itu. Muncul dengan sepeda motor, Ji-hoo
meminta Jan-di untuk bergegas karena pesawat Jun-pyo bakal berangkat.
Sayang
kedatangan mereka terlambat, pesawat grup Shinhwa telah terbang dan
Jan-di hanya bisa menatap dengan cucuran air mata. Dari atas pesawat,
Jun-pyo mengirim pesan singkat yang isinya meminta Jan-di untuk menunggu
kepulangannya...dan mengungkapkan perasaan terdalamnya pada sang
kekasih.
Sinopsis Boys Before Flowers Episode 13
Tak
terasa waktu berlalu begitu cepat, Jan-di telah memasuki tahun terakhir
sekolah sementara tiga rekannya di F4 tengah menikmati hari-hari mereka
di universitas. Praktis, hubungannya dengan Jun-pyo terputus sejak pria
itu terbang ke Makau.
Meski
berusaha untuk mengenyahkan pikiran buruk, ekspresi Jan-di langsung
berubah sendu setiap kali mendengar nama Jun-pyo disebut. Untungnya
dibalik kesedihan, kehidupan keluarga Jan-di yang sempat morat-marit
mulai membaik setelah ayahnya diterima kerja di perusahaan baru.
Bertemu
Ji-hoo di kolam renang, Jan-di dipaksa untuk memeriksakan bahunya yang
cedera ke rumah sakit. Sempat melihat Ji-hoo bersama seorang pria tua
yang kerap datang ke restoran tempatnya bekerja, Jan-di diberitahu bahwa
meski cederanya bakal sembuh, namun ia sudah tidak bisa lagi mengejar
karir di dunia renang.
Berita
tersebut kontan membuat Jan-di tambah terpukul. Di pinggir kolam, ia
menumpahkan isi hatinya pada Ji-hoo sambil berderai air mata. Dengan
lembut, pria itu berusaha menghibur Jan-di. Meski berat, Jan-di akhirnya
mulai mengemasi perlengkapan renangnya termasuk kacamata pemberian
Jun-pyo.
Tidak
sengaja melihat sebuah serial televisi, Jan-di memutuskan untuk
mengejar Jun-pyo hingga ke Makau. Sempat berusaha meminta supaya gajinya
dibayar dimuka untuk tiket pesawat namun gagal, Jan-di berusaha untuk
mendapat nominal yang diinginkan dengan menjual bubur.
Beruntung
bagi Jan-di, tempat jualannya yang semula sepi langsung berubah ramai
berkat kemunculan F4 minus Jun-pyo. Setelah berhasil mendapat uang tiket
pesawat, Jan-di diminta untuk melakukan renang terakhirnya sambil
disaksikan tiga rekan-rekannya di F4 dan Ga-eul sebelum kemudian
berangkat ke Makau.
Begitu
tiba di Makau, Jan-di langsung menuju hotel dimana Jun-pyo menginap.
Sayang, usahanya untuk menemui pria itu (dengan berbagai gerak tangan
yang kocak dan bahasa Inggris campur Korea yang terpatah-patah)
dihalang-halangi oleh petugas keamanan.
Sambil
memikirkan langkah berikutnya, Jan-di memutuskan untuk melihat-lihat
keramaian. Ia nyaris saja tidak menyangka kalau seorang pencopet
mengincar dompetnya, namun ia diselamatkan oleh seorang gadis cantik
bernama Ha Jae-kyung.
Sempat
menghabiskan waktu bersama, keduanya akhirnya berpisah. Melihat
kesempatan yang ada, Jan-di berhasil menyelinap masuk ke dalam hotel
dengan berpura-pura menjadi bagian dari rombongan turis. Terus
menjelajahi satu-persatu ruangan yang ada, gadis itu akhirnya tiba di
bar hotel.
Didalam
ruangan mewah itulah Jan-di akhirnya bertatapan muka dengan Jun-pyo,
namun kebahagiaannya tidak berlangsung lama. Tidak cuma melihat Jun-pyo
yang begitu bahagia saat bersanding bersama wanita lain, namun ekspresi
wajah pria itu berubah dingin saat tatapan keduanya bertemu.
Kebingungan
karena reaksi Jun-pyo diluar harapannya, Jan-di memutuskan untuk
mengikuti seorang bocah yang menawarkan penginapan murah. Siapa sangka,
gadis itu malah digiring ke tempat sepi dimana sekelompok berandal telah
menanti. Dalam keadaan terdesak, mendadak muncul Ji-hoo, Yi-jung, dan
Woo-bin sebagai penyelamat.
Setelah
membereskan para berandalan, yang ekstra ketakutan melihat sosok
Woo-bin, Jan-di dan rekan-rekan F4nya memutuskan untuk menginap di hotel
sambil menghubungi Jun-pyo. Penolakan yang dilakukan sang pemimpin
membuat ketiga rekannya mulai yakin ada sesuatu yang salah.
Ketika
ditanya soal Jun-pyo, Jan-di berusaha mengelak namun ucapannya semakin
menguatkan kecurigaan Ji-hoo. Disaat ketiga personil F4 dan Jan-di
menikmati keindahakn malam di Makau, Jun-pyo sibuk menyelesaikan urusan
bisnisnya bak seorang pengusaha ulung.
0 komentar:
Posting Komentar